Sebelum memahami tentang cara menghitung Break Even Point (BEP) suatu usaha dagang barang/jasa, ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu tentang apa itu BEP didalam suatu usaha bisnis. Jika kita berjualan, pastinya kita ingin mengetahui kapan waktunya bisnis atau usaha tersebut mencapai titik impas (balik modal atau pulang pokok). Nah, istilah titik impas/balik modal inilah yang dinamakan Break Even Point (BEP).
1. Pengertian BEP
Secara prinsip, definisi Break Even Point (BEP) adalah sebuah titik impas dimana Biaya Pengeluaran (Modal) dan Pendapatan seimbang/sama sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan didalam perusahaan maupun usaha dagang yang akan dan sedang dijalani.
2. Fungsi dan Manfaat BEP
Fungsi Break Even Point (BEP) ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Lantas, apa saja sih manfaatnya bagi Pelaku Usaha dengan mengetahui perhitungan BEP? Nah, berikut ini ada beberapa hal penting yang merupakan manfaat mengetahui BEP, yakni:
Lantas, apa saja sih manfaatnya bagi Pelaku Usaha dengan mengetahui perhitungan BEP? Nah, berikut ini ada beberapa hal penting yang merupakan manfaat mengetahui BEP, yakni:
- Mengetahui target jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar Pelaku Usaha tidak mengalami kerugian.
- Sebagai informasi untuk mengetahui berapa lama usaha akan mencapai Break Even Point (BEP) dengan asumsi-asumsi tertentu.
- Sebagai pedoman dalam perencanaan jumlah (volume) penjualan yang harus dicapai agar menghasilkan laba dalam jumlah tertentu.
- Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan harga jual produk per unitnya
- Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk memulai usaha, dengan mempertimbangkan biaya apa saja yang sebaiknya perlu penghematan, contoh : biaya sewa, biaya renovasi, biaya promosi & pemasaran, serta biaya lainnya ketika usaha berjalan seperti biaya pembelian bahan baku, dsb.
3. Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point
Agar lebih memahami BEP, kita harus mempelajari apa saja komponen-komponen penghitungan dasar BEP seperti berikut ini:
- Total Cost (TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Ada 2 jenis biaya, yakni biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost).
- Fixed Cost (FC). Komponen ini merupakan biaya yang jumlahnya tetap (konstan) jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh fixed cost ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, pembelian peralatan seperti mesin, komputer, dll.
- Variabel Cost (VC). Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis (berubah-ubah) besarnya tergantung dari jumlah volume produksi yang dihasilkan. Artinya jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, biaya bahan bakar, dll.
- Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Komentar
Posting Komentar